KATA SIAPA menjadi pendekar harus berwajah sangar. Tubuh kekar dan bugar mestinya diimbangi dengan wajah berbinar dan semangat berbagi yang besar. Itulah yang diyakini Gagak Hitam Taekwondo Club (GHTC), salah satu pusat berlatih Taekwondo yang ada di kota Lamongan.
Belasan atlet GHTC tampak antusias membagikan sembako, Minggu 20 Maret 2022. Didampingi sejumlah wali murid 24 paket dibagikan kepada kaum duafa, mulai dari yatim piatu, janda, hingga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di lima lokasi yang telah dipilih.
Gagak Hitam Taekwondo Lamongan peduli sesama. |
Paket sembako yang terdiri dari beras, minyak, gula, mi instan, dan santan disambut dengan semangat oleh para penerima. Liliyana selaku sekretaris paguyuban menuturkan bahwa acara ini digelar secara rutin setiap tiga bulan.
“Sebagai pembelajaran untuk anak-anak dalam hal berbagi dalam keadaan apa pun,” ujarnya di sela pembagian.
Bukan hanya sembako
Paket yang didistribusikan di desa Made, Joto, Tambakboyo, Sanur, dan Kucur rupanya bukan hanya berupa sembako. Setiap paket juga dilengkapi amplop berisi uang tunai. Wajah semringah seorang nenek yang tinggal bersama cucunya yang yatim piatu perlahan pecah menjadi tangisan. Sembari bersalaman dengan anak-anak, ia terisak, “Terima kasih … terima kasih!” ucapnya tergugu dalam bahasa Jawa dengan sesekali menyeka air mata.
Menurut Eko Handoyo yang bertindak sebagai sabeum atau pelatih utama, setiap atlet yang dididiknya harus memiliki jiwa kesatria terhormat. “Atlet yang baik bukan hanya mampu berlatih keras tapi juga mengendalikan ego salah satunya mau berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Ini yang diajarkan guru saya.”
Mengasah empati atlet Gagak Hitam Taekwondo Lamongan |
Saling memberdayakan
Tak heran jika semangat positif itu ia terapkan dalam pengelolaan Dojang Gagak Hitam. Grup WhatsApp yang menghimpun wali murid, misalnya, punya sesi khusus bernama “dino gelapak” dua kali sepekan. Orangtua boleh mempromosikan produk berupa barang sepanjang hari pada hari Rabu dan produk berupa jasa setiap Sabtu.
“Grup ini memang seperti keluarga besar. Selain bisa promosi produk, anggota yang kena musibah akan dibantu sekuat tenaga,” kata Rudi G. Aswan selaku ketua paguyuban. Setiap ada anak yang diopname atau sakit keras, paguyuban segera menggalang donasi sebagai bentuk empati.
“Ini sesuai permintaan Sabeum Eko yang ingin agar wali murid bisa saling memberdayakan dengan mendukung jualan masing-masing,” imbuh Rudi. Maka saat ujian kenaikan sabuk, tak jarang terlihat stan-stan mungil sebagai sarana berjualan produk wali murid.
Acara berbagi sembako yang berakhir menjelang Zuhur berjalan lancar dan hikmat. Distribusi donasi kali ini istimewa karena sekaligus menandai keberangkatan 19 atlet GHTC yang akan bertanding dalam kejuaraan provinsi di Probolinggo pada tangga 24-27 Maret 2022.
“Ini memang kebiasaan kami setiap akan ikut kejuaraan di mana pun,” pungkas Eko.